Disuatu hari terlihat senyum sumringah Ayahku kesenangan karena dagangannya terjual habis.
Sesampainya di rumah, Ayah tidak sengaja melihatku yang sedang kebingungan karna ujian sudah dudepan mata,
" Assalamu ' alaikum, " Ucap ayah kepadaku
" Wa ' alaikum salam, ayah. Bagaimana dagangannya, sudah habis?," Jawbku sembari bertanya.
"Alhamdulillah, nak. Jualan ayah hari ini habis terjual, eh, ada apa denganmu sepertinya sedang kebingungan, cerita sama ayah ada apa?," Tanya ayah penasaran
Mendengar beberapa pertanyaan ayah, dengan berat hati saya jawab.
"Ayah, mohon maaf, kiyyara sekarang sedang bingung, sebentar lagi ujian dan ujian itu tidak seperti biasanya karena harus pakai laptop, jika tidak memberatkan ayah dalam kondisi ekonomi keluarga seperti ini saya minta beliin laptop, tapi ini bukan permintaan yang harus dipenuhi, yah. Kalau ayah tidak ada uang tidak apa-apa, Kiyyara cari pinjaman laptop saja," jawabku panjang lebar.
" Oh, kamu butuh laptop, ya udah biar ayah beliin, emang berapa harga laptopnya?," Tanya ayah kembali.
" Beneran, yah dibeliin? Harganya empat jutaan lo yah," Jawabku dengan perasaan masih belum percaya.
"Yaudah, ayah beliin besok. Kalau masalah uang, kamu gak usah pikirin. Ayah punya simpanan sedikit. insyaallah cukup kalok cuma beli laptop." Jawab ayah
Keesokan harinya, Ayah membeli laptop dan memberikannya kepada Ku. Dan aku sangat senang karena aku bisa ikut ujian. Setelah ujian selesai, kulihat pengumuman yang berisi kelulusan, den alangkah senangnya ketika namaku tercantum dengan lulusan terbaik, dan sekolah memberikan beasiswa.
"Alhamdulillah, Ayah. Kiyyara lulus dan kiyyara dapat beasiswa." Kataku kesenengan.
"Alhamdulillah, Anak ayah lulus dan juga dapat beasiswa." Jawab ayah senang
"Alhamdulillah, yah. Berkat doa Aya dan Ibu, kiyyara bisa lulus." Kataku pada ayah.
Tidak ada kata lelah bagi ayah untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan anak nya. Meskipun untuk beli beras pun tidak cukup, Tapi ayahku selalu mencukupi kebutuhanku. Mangkanya tidak ada yang bisa membalas pengurbanan orang Tua. Jika kalian tidak bisa membalas pengurbanan nya setidaknya kalian bahagikan orang tuamu.
Cerpen : Nuril
Siswa madrasah Mamba'ul Ulum Lenteng Barat