Tangisan Ojek Online di Bawah Ban Brimob


Satu nyawa rakyat kecil kembali melayang di depan mata kita. Affan Kurniawan, seorang anak muda pengemudi ojek online, tewas di depan Gedung DPR karena terlindas kendaraan taktis Brimob. Di jalan yang seharusnya aman untuk menyuarakan aspirasi, darah rakyat justru tumpah. Tragedi ini bukan sekadar kecelakaan, melainkan simbol betapa murahnya harga nyawa di hadapan kekuasaan.

Hari ini, ribuan mahasiswa dan rakyat turun ke jalan, bukan hanya untuk menuntut keadilan bagi Affan, tapi juga untuk berteriak bahwa kita sudah muak: muak dengan DPR yang sibuk menaikkan tunjangan, muak dengan aparat yang gagah di hadapan rakyat tapi bungkam di hadapan ketidakadilan. Poster, teriakan, dan tabur bunga di jalan raya adalah jeritan hati bahwa negara ini sedang sakit.

Apakah satu nyawa rakyat kecil harus selalu jadi tumbal agar bangsa ini sadar? Affan hanyalah satu dari jutaan wajah sederhana yang setiap hari mencari nafkah di jalanan. Ketika hidupnya direnggut oleh kendaraan negara, maka luka itu bukan hanya milik keluarganya—tapi milik seluruh bangsa.

Dan kini, pertanyaan yang paling tajam menggantung di udara Jakarta: apakah keadilan akan benar-benar berdiri, ataukah lagi-lagi nyawa rakyat kecil hanya jadi angka di berita dan asap gas air mata di jalanan? (M)

أحدث أقدم

Popular