Di dunia pesantren, ada sekelompok nama yang tenar banget tapi nggak pernah muncul di dunia nyata. Mereka bukan ustadz, bukan juga kiai, tapi setiap santri hafal nama-namanya di luar kepala.
Mereka adalah artis-artis kitab kuning.
Yang paling terkenal tentu saja:
Zaidun, si pemeran utama, selalu jadi pelaku dalam setiap kisah.
Setiap kali kitab dibuka, kalimat pertamanya pasti:
“ضَرَبَ زَيْدٌ عَمْرًا”
Artinya: Zaid memukul ‘Amr.
Kasihan ‘Amr, tiap halaman jadi korban kekerasan gramatikal.
Zaid dipuji jadi fa‘il, sementara ‘Amr cuma bisa sabar jadi maf‘ul bih.
Kalau Zaid nggak ada, biasanya yang muncul Bakrun atau Khalidun kayak cameo di film sinetron.
Perempuannya? Ada Hindun dan Fāṭimatu.
Mereka nggak kalah populer, meski jarang tampil bareng Zaid (ya, biar nggak fitnah, hehe).
Dan tempat syutingnya sudah pasti di Makkah, Madinah, atau Baghdad, nggak pernah diubah, biar tetap barokah.
Lucunya, semua santri kenal mereka.
Kalau ditanya, “Pernah ketemu Zaidun?”
Jawabnya pasti:
“Belum, tapi sudah sering dengar gosipnya waktu ngaji Alfiyah.” hehe