Bersedih Secukupnya, Tersenyum Seutuhnya


Hidup ini tidak pernah meminta kita untuk selalu kuat, tidak juga untuk selalu menang. Ada saat-saat ketika kita harus merelakan, ada waktu di mana kita hanya bisa menerima, dan ada momen ketika diam menjadi bahasa paling bijak.

Kita sering lupa bahwa segala yang kita genggam hanyalah pinjaman. Waktu, kesempatan, bahkan orang-orang yang kita cintai, semua suatu hari akan kembali pada Sang Pemilik. Maka, untuk apa kita terlalu sibuk mengejar tanpa jeda, hingga lupa menikmati detik yang sederhana, detik yang bisa diisi hanya dengan sebuah senyum tulus?

Berjalanlah secukupnya, tertawalah secukupnya, menangislah secukupnya, dan jangan pernah pelit membagi senyum. Karena hidup bukan soal siapa yang paling lama bertahan, melainkan siapa yang paling tulus menjalani.

Jangan takut pada akhir, sebab justru di sanalah awal dari kebahagiaan abadi. Selama masih diberi nafas, hargailah kebersamaan, jangan ragu berkata sayang, jangan gengsi meminta maaf, dan tebarkan senyum kepada siapa pun. Sebab kita tidak pernah tahu, kapan semua ini akan berhenti.

Hidup bukan tentang berapa lama kita berjalan, melainkan bagaimana kita mengisinya dengan syukur, dengan cinta, dengan hati yang menerima. Dan itu, secukupnya, sudah lebih dari cukup. (MH)
أحدث أقدم

Popular