Sumenep - Forum Advokasi Masyarakat (FAM) punya ide unik untuk membantu pemerintah dalam urusan bantuan sosial (bansos): rumah penerima bantuan sebaiknya diberi tanda. Bisa pakai cat, papan kecil, atau spanduk bertuliskan “Penerima Bantuan Negara, Kami Miskin, Mohon Jangan Iri.”
Usulan itu disampaikan oleh Moh. Dicky Afrizal, pengurus FAM yang juga kader GMNI. Menurutnya, penandaan rumah bukan untuk mempermalukan, tapi biar masyarakat tahu siapa yang benar-benar butuh, dan siapa yang sekadar “berakting miskin tiap musim bantuan.”
“Ini soal transparansi, bukan sensasi. Kalau rumah penerima bantuan dikasih tanda, masyarakat bisa ikut mengawasi. Biar nanti nggak ada lagi bantuan nyasar ke rumah yang punya dua mobil,” kata Dicky sambil tersenyum, Sabtu (9/11/2025).
FAM mengaku terinspirasi oleh kenyataan pahit: Sumenep masih menjadi kabupaten termiskin nomor tiga di Jawa Timur. Posisi yang, katanya, sudah seperti langganan tetap tak pernah naik, tapi juga enggan turun.
“Sumenep ini unik. Banyak program pengentasan kemiskinan, tapi kemiskinannya malah makin betah,” sindir Dicky ringan.
Ia menilai, pemberian tanda di rumah penerima bansos bisa jadi langkah kecil tapi penting untuk mendorong keterbukaan. Minimal, warga bisa tahu mana yang benar-benar miskin dan mana yang cuma miskin sinyal Wi-Fi.
FAM juga berencana melakukan audiensi ke Dinas Sosial Sumenep dalam waktu dekat. Tujuannya untuk menyampaikan usulan ini secara resmi, sebelum ide itu diambil alih oleh pihak lain dan dijadikan lomba inovasi daerah.
“Kami ingin Dinas Sosial terbuka. Kalau bisa, data penerima bantuan juga diumumkan, biar masyarakat tidak cuma menebak-nebak siapa yang kebagian dan siapa yang kebagian doanya,” tambahnya.
Dengan tingkat kemiskinan yang masih tinggi, FAM berharap pemerintah tidak hanya sibuk membagikan bantuan di depan kamera, tapi juga memastikan bantuan itu benar-benar sampai ke yang membutuhkan, bukan ke yang sedang butuh upgrade dapur.